BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Alternator mobil merupakan salah satu aplikasi dari
generator dc. Sistem pengisian pada kendaraan mempunyai 3 rangkaian komponen
penting yaitu Aki, Alternator dan Regulator. Alternator sendiri terdiri dari
komponen-komponen seperti gabungan kutub magnet yang dinamakan rotor, yang
didalamnya terdapat kumparan kawat magnet yang dinamakan stator.
Alternator mulai berfungsi untuk
menghasilkan listrik/pembangkit listrik ketika mesin dihidupkan untuk
disalurkan ke aki dengan mengkonversi / mengubah tegangan AC menjadi tegangan
DC. Sedangkan regulator punya fungsi sebagai alat pengatur dan pembatas voltase
yang terdiri dari sebuah rangkaian dioda yang dinamakan rectifier serta dua
kipas dalam (internal Fan) untuk menghasilkan sirkulasi udara.
Besaran daya yang terdapat alternator
beragam, mulai dari yang paling kecil yang mempunyai daya 35 A hingga yang
terbesar yang beredar dipasaran yaitu 220 A. Karena berfungsi sebagai
pembangkit daya listrik ke aki, apabila ada penambahan perangkat atau aksesoris
mobil yang membutuhkan beban listrik yang besar / banyak, cukup dengan
mengganti alternatornya bukan aki. Karena bila memperbesar daya listrik di aki
tapi penyaluran tenaganya lebih kecil, maka aki akan tetap tekor. Jadi makin
besar beban listrik yang dipakai, makin besar juga daya dari alternator yang
harus dipergunakan.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini
adalah untuk mengetahui cara kerja sebuah alternator mobil atau generator dc
dan juga fungsinya.
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada tugas ini, maka penulis perlu membuat batasan cakupan masalah
yang akan dibahas. Hal ini diperbuat
supaya isi dan pembahasan dari tugas ini menjadi lebih terarah dan dapat
mencapai hasil yang diharapkan. Adapun batasan masalah pada penulisan tugas ini adalah :
1.
Mengetahui
Prinsip kerja dari alternator mobil.
2.
Mengetahui
fungsi dan hubungan dari alternator, aki dan regulator.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Rangkaian Sistematik
Penjelasan :
Ke empat kabel ( soket ) dihubungkan dengan
alternator di sepanjang rangkaian kelistrikan.
“B” adalah kabel output alternator yang mensuplai langsung ke
aki.
“IG” adalah indikator kontak yang ada dialternator.
“S” digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke aki.
“L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu ( CHG ).
“IG” adalah indikator kontak yang ada dialternator.
“S” digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke aki.
“L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu ( CHG ).
Sistem Pengisian Pada Mobil
Baterai ketika dipakai maka akan berkurang muatan yang
tersimpan didalamnya. Sehingga perlu dilakukan pengisian kembali agar tidak
terjadi drop tegangan yang dapat menyebabkan komponen yang bergantung pada
baterai rentan rusak. Fungsi baterai pada mobil adalah untuk mensuplai
kebutuhan listrik pada komponen-komponen listrik pada mobil tersebut seperti
motor starter, lampu-lampu besar dan penghapus kaca. Namun demikian kapasitas
baterai sangatlah terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik
secara terus-menerus. Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar
dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap
komponen-komponen listrik. Untuk itu pada mobil diperlukan siatem pengisian
yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh. Sistem
pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk mengisi kembali
baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat
mesin dihidupkan. Sebagian besar mobil dilengkapi dengan alternator yang
menghasilkan arus bolak-balik yang lebih baik dari pada dynamo yang
menghasilkan arus searah dalam hal tenaga listrik yang dihasilkan maupun daya
tahannya.
Komporen—komponen
utama sistem pengisian terdiri baterai yaitu, alternator, aki dan regulator,
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini
Alternator
Alternator
berfungsi untuk mensuplai arus listrik untuk
keperluan kendaraan (mobil). Battery mobil tidak akan
mampu mensuplai arus listrik sendirian. Sifat battery (accu atau aki) adalah
sebagai penampung arus listrik yang dihasilkan oleh alternator. Alternator akan
mengisi arus ke battery bila diperlukan, tugas ini dipegang oleh regulator.
Suatu Alternator terdiri dari
komponen-komponen utama berikut :
STATOR
Disekitar rotor ada serangkaian lilitan
lain berjumlah tiga buah. Lilitan ini disebut dengan istilah stator. Stator
dilekatkan secara permanen pada badan alternator dan tidak ikut berputar. Bila
rotor berputar, medan magnet yang ada pada rotor akan menyapu lilitan pada
stator sehingga menghasilkan arus listrik pada lilitan tersebut. Arus listrik
ini adalah arus listrik bolak-balik atau AC.
DIODES OUTPUT
Pada
mobil, arus yang banyak diperlukan adalah arus DC. Oleh karena itu arus AC dari
alternator harus dirubah dulu menjadi arus DC. Aktivitas ini dilakukan oleh
diode output dan diode trio.
REGULATOR
Regulator
mempunyai dua input dan satu output. Inputnya merupakan suplai arus lapangan
dan input voltase kontrol. Sedangkan outputnya adalah arus lapangan menuju ke
rotor. Regulator menggunakan input voltase kontrol untuk mengendalikan jumlah
input arus lapangan untuk menuju ke lilitan rotor. Jika voltase baterai turun,
regulator dapat mendeteksinya melalui hubungan yang ada dengan baterai dan
membiarkan lebih banyak arus lapangan untuk mengalir menuju rotor yang pada
gilirannya akan meningkatkan kekuatan medan magnet yang diperlukan untuk
meningkatkan voltase output dari alternator. Sebaliknya jika voltase baterai naik,
arus lapangan dibatasidan voltase output berkurang.
SUPLAI
ARUS LAPANGAN
Suplai
arus lapangan diberikan oleh dua sumber berbeda, yaitu dari alternator itu
sendiri melalui diaode trio dan dari baterai dengan melalui hubungan
"lampu indikator". Pada saat mesin belum berputar dan kunci kontak
diputar pada ACC, maka arus lapangan akan disuplai oleh baterai. Setelah mesin
berputar, maka output dari diode trio dialirkan pada regulator dan menjadi
sumber arus lapangan. Pada saat ini, alternator dapat menghidupi dirinya
sendiri dan baterai tidak mutlak diperlukan untuk mendukung kelistrikan mobil.
Namun perlu diperhatikan, bahwa ini hanyalah secara teoritis. Dalam
kenyataannya, beban voltase akibat pemutusan hubungan baterai dapat merusak
sirkuit regulator. Semua pabrik alternator menyarankan untuk tidak melakukan
tindakan ini untuk menguji arus alternator. Menguji dengan cara ini tidak bisa
membuktikan fungsionalitas alternator sama sekali karena mesin mungkin masih
dapat berputar dengan output rendah dari alternator.
Aki
Akumulator (accu, aki)
adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan
kapasitor. Pada umumnya di Indonesia,
kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai
"baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris,
kata akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dll. di dalam standar internasional setiap satu cell akumulator
memiliki tegangan sebesar 2 volt. sehingga aki 12 volt, memiliki 6 cell
sedangkan aki 24 volt memiliki 12 cell. Aki merupakan sel
yang banyak kita jumpai karena banyak digunakan pada sepeda motor maupun mobil.
Aki temasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan arus listrik, aki juga
dapat diisi arus listrik kembali. secara sederhana aki merupakan sel yang
terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai katode dengan
elektrolit H2SO4.
Regulator
Regulator
berfungsi mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam
kumparan rotor, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap
(konstan) sesuai dengan harga yang telah ditentukan, walaupun putaran mesin
yang menggerakkan berubah-ubah. Di samping itu regulator juga berfungsi
pengisian pada batere apabila batere telah penuh dan alternator sudah dapat
menyuplai arus listrik sendiri ke bagian yang memerlukan arus listrik
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar